NARASINETWORK.COM -Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Repubik Indonesia (DPR RI), Hj. Netty Prasetiyani mengajak masyarakat menjadikan keluarga berkualitas sebagai isu utama program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana).
Hj. Netty mengungkapkan hal itu saat menjadi narasumber Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Gedung Andalus City, Kota Cirebon, Kamis (15/11/2024).
“BKKBN memprioritaskan program pembangunan keluarga. Keluarga sangat menentukan kemajuan bangsa melalui institusi terkecil yaitu keluarga. Hari ini bukan hanya dua anak cukup. Bukan hanya dua anak sehat. Tetapi, sekarang yaitu membangun keluarga berkualitas. Ada empat syarat agar kita bisa membangun keluarga berkualitas,” ungkapnya.
Perempuan yang juga menjabat Wakil Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI ini menguraikan empat syarat tersebut meliputi visi, perencanaan, ketahanan dan pola asuh.
Visi berarti tujuan berkeluarga harus jelas. Perencanaan berarti bahwa kehidupan berkeluarga harus diawali dengan persiapan dan perencanaan yang baik.
Ketahanan berarti menjadikan nilai agama sebagai pondasi pembangunan keluarga. Pola asuh berarti pengasuhan harus dilakukan secara benar dan tepat. “Visi berkeluarga harus benar. Visi berkeluarga yang benar yaitu karena ingin beribadah,” tegas Hj. Netty.
Baca juga: Peringatan HUT 13, Partai Nasdem Targetkan Eti Herawati Suhendrik Menang Pilkada Kota Cirebon 2024
Adapun perencanaan sejatinya diawali dengan merencanakan usia menikah.
Bagi remaja perempuan minimal 21 tahun dan remaja laki-laki 25 tahun. Lebih dari sekadar usia, perencanaan matang juga meliputi kematangan emosional dan psikologis.
Kemudian, sebuah keluarga membutuhkan sebuah ketahanan. Sebut saja misalnya ketahanan ekonomi, ketahanan sosial, ketahanan psikologis dan yang sangat fundamental adalah ketahanan spiritual atau agama.
“Pola asuh yang baik dan tepat itu sudah tersirat dalam delapan fungsi keluarga. Yaitu, fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan. Saya mengajak keluarga-keluarga di sini untuk memberikan pengasuhan terbaik kepada anak-anak,” ajak Hj. Netty.
Dia mengingatkan, bahwa pengasuhan bukan semata menjadi tanggung jawab seorang ibu. Seorang ayah memiliki kewajiban yang sama dalam memberikan pengasuhan kepada anak-anaknya. Sebagai contoh, stunting tidak lepas dari peran ibu dan juga peran bapak.
Stunting sebagai kondisi gagal tumbuh kembang pada anak disebabkan kekurangan gizi kronis dan infeksi penyakit berulang yang berkaitan erat dengan tanggung jawab ayah dan ibu dalam keluarga.